Sandy Bridge 'Kepanasan'.

Seperti yang kita ketahui, banyak produsen Notebook/Notebook PC yang menggunakan seri Intel Core 2 berkode sandi 'Sandy Bridge' sebagai 'otak' dalam produk mereka. Tak terkecuali vendor-vendor ternama, seperti: Toshiba, Samsung, dll. Seri Intel Core 2 ini diklaim mampu bertahan pada suhu ekstrim sekalipun, yaitu 100 derajat Celcius. Meskipun performa yang akan muncul pada Notebook akan menurun daripada performa pada saat CPU tengah berjalan dalam suhu normal.


Ketika suhu Intel Core 2 series ini mulai melonjak, secara otomatis CPU ini akan aman-aman saja, tetapi bagaimana dengan komponen lainnya? Mungkin saja, kalau motherboard Notebook Anda di 'isi' dengan komponen Millitary Class, semua ini hanya permasalahan kecil. Tetapi dengan motherboard seperti Notebook pada umumnya, suhu yang dihasilkan Sandy Bridge (ditambah ventilasi udara yang kurang dan HSF yang kurang memadai juga) akan membuat Socket chipset di MoBo Anda jadi terbakar dan berimbas pada komponen lain seperti GPU, dll. Namun, beberapa produsen Notebook kini telah memiliki solusi alternatif (walaupun solusi ini tidak terlalu menolong) yaitu dengan memasukkan Notebook yang overheating pada Save Mode. Di Save Mode ini, Notebook Anda tetap bisa digunakan, hanya saja kinerjanya hanya setengah dari kecepatan CPU pada suhu normal atau pemakaian normal. Seperti ketika Notebook/PC Anda kemasukan Virus dan Anda ingin menghapusnya. Anda mau tidak mau harus masuk ke Save Mode dimana virus tersebut 'tertidur' sementara (walaupun beberapa jenis virus tetap aktif walaupun Anda masuk ke dalam Save Mode) dan hal itu pun sama seperti CPU ini. Chipsetnya akan di 'matikan' separuh sehingga bisa mengurangi tingkat panas yang terlalu tinggi pada Corenya.

Menurut Keith Kao, Performance Benchmark Analyst dari Intel, "Tampaknya, produsen lebih berorientasi pada sistem pendinginan minimum." Produsen chipset Intel melihat adanya sebuah kesalahan desain yang menyebabkan ini terjadi. Sementara pada produsen seperti Apple, LG, dan Dell melihat adanya sebuah "Implausible Scenario". Penggunaan secara normal memang tidak akan membuat Notebook Anda 'kepanasan' tetapi ketika Anda membeli Notebook seharga lebih dari 15 juta rupiah, akankah Anda menggunakan Notebook tersebut hanya untuk memproses dokumen dan browsing saja? Penggunaan Game atau Video Encoding yang membuat CPU Notebook Anda menjadi berlebihan panasnya. Dan menurut Annavon Krockow dari Dell, "Idealnya, sebuah laptop sudah dirancang sedemikian rupa sehingga tetap memberikan kinerja penuh dalam segala kondisi". Tetapi masalahnya adalah, teknisnya tidak memungkinkan itu terjadi. Jadi, apakah menurut Anda masuk ke dalam Save Mode itu solusi terakhir para pakar untuk membuat 'Sandy Bridge' tetap dingin?

Leave a Reply

Total Tayangan Halaman