AR Bagian Pertama

Augmented Reality

Masih ingat dengan film Robo Cop? Dari balik kacamata helm milik Robo Cop, dia memindai musuh. Sesaat kemudian, informasi tentang sang musuh terlihat di kacamata robo cop. Dulu teknologi tersebut masuk ke bagian fiksi ilmiah. Tapi sekarang tidak lagi, Augmented Reality (AR) telah membawa kecanggihan tersebut ke dalam dunia nyata.

Selama ini, dunia nyata dan dunia virtual berjalan sendiri-sendiri. Teknologi virtual, khususnya komputer grafis, telah mencapai kemajuan yang luar biasa. Kini para peneliti dan insinyur berusaha menarik komputer grafis keluar dari layar monitor, dan mengintergrasikan hal tersebut dalam dunia nyata. Teknologi ini yang dikenal dengan nama Augmented Reality (AR), mengaburkan batasan antara dunia nyata dan dunia virtual. AR menambahkan sesuatu hasil ciptaan komputer (Computer-Generated) pada apa yang kita lihat, dengar, cium, dan rasakan. Dalam rentang antara dunia virtual dan nyata, AR lebih dekat kepada dunia nyata. AR menambahkan gambar, suara, umpan sentuhan (Haptic Feedback), dan bau pada dunia sesungguhnya. Setiap orang, mulai dari wartawan, tentara, hingga dokter dapat memanfaatkan teknologi ini.

AR mengubah cara pandang kita terhadap dunia, atau paling tidak cara pandang pengguna AR. Bayangkan, diri Anda tengah berjalan atau berkendara di jalan raya. Dengan AR, yang mungkin terlihat seperti kacamata biasa, informasi grafis akan tampil dalam pandangan Anda. Ya, seperti Robo Cop. Demikian pula dengan informasi audio yang akan menjelaskan segala sesuatu yang Anda lihat. Informasi ini akan selalu berubah seiringi dengan gerakan kepala Anda. Tak perlu menunggu lama, teknologi seperti ini pun sudah dibenamkan pada SmartPhone Apple Inc.

KOMPONEN AR
Ide dasar AR sebenarnya sangat sederhana, yaitu menempatkan informasi grafis, suara, dan perangkat sensorik lainnya di dunia nyata. Beberapa penilitian AR tengah dijalankan di banyak universitas di seluruh dunia. Salah satunya yang menarik adalah SixthSense, sistem AR yang dikembangkan di MIT. SixthSense bekerja dengan empat komponen utama yang juga digunakan pada banyak sistem AR, yaitu kamera, proyektor kecil, smartphone, dan cermin. Keempat komponen ini dirangkan dan dikalungkan di leher, seperi kita mengalungkan flash disk atau peluit.

Si pengguna memakai plester berwarna pada empat ujung jarinya. Plester ini digunakan untuk memanipulasi gambar yang dipancarkan oleh proyektor. Proyektor memancarkan gambar tombol smartphone pada telah pengguna. Ujung jari yang telah dilapisi plester berwarna menekan tombol-tombol tersebut. Cermin menangkan gerakan jari dengan plester berwarna, dan mengirimkannya kepada smarthphone. Gambar tombol ini bisa dipancarkan dimana saja, di telapak tangan pengguna, dinding, atau bahkan gelas minum. Selain plester berwarna, kuku yang dicat pun bisa digunakan sebagai manipulator.

Leave a Reply

Total Tayangan Halaman