Archive for September 2011

Tabel Lengkap Review Notebook AMD E-350

Berikut adalah tabel lengkap pengujian Notebook berbasis AMD E-350 yang pernah saya bahas di 2 artikel sebelum ini.

Semoga bisa menjadi refrensi Anda untuk mencari Notebook yang berkualitas.

Untuk download klik di sini.

Review Notebook ASUS EEE PC 1215B


Asus EEE PC 1215B muncul dalam artikel ini sebagai perwakilan dari keluarga besar Notebook EEEPC.


Notebook ini adalah satu-satunya Notebook yang menggunakan layar berukuran 12-inci dengan resolusi WXGA 1366x768. Satu hal yang paling menonjol dalam Notebook ini adalah penggunaan port USB 3.0 Port USB 3.0 tersebut terletak di sisi kanan notebook, bersebelahan dengan port USB 2.0. Namun, jika Anda ingin menggunakan port tersebut, Anda harus menginstall drivernya terlebih dahulu.



Berbeda dengan Acer Aspire 42553 yang memiliki desain baru, Asus EEEPC 1215B memilih menggunakan desain yang sama dengan generasi EEEPC berukuran 12-inci terdahulu, yaitu Asus EEEPC 1215T. Asus EEEPC 1215B tampil dengan desain yang minimalis dengan warna silver dan hitam yang membalut tubuh Notebook tersebut. Asus juga menyertakan penutup untuk webcam, sehingga integrated-webcam Anda tidak mudah kotor. Juga disediakan sebuah tombol Wi-Fi, sehingga memudahkan Anda dalam menghidupkan dan mematikan jaringan Wi-Fi.



Untuk urusan baterai, Asus EEEPC 1215B dapat bertahan cukup lama, dengan mengalahkan Acer Aspire 4253 dengan poin 328 pada tes MobileMark 2007.

Tes Perbandingan Notebook AMD E-350 (APU Brazos)

Pada kesempatan kali ini, saya mau merangkum beberapa Notebook yang menggunakan AMD APU Brazos E-350 sebagai 'otaknya'. Notebook merk apa sajakah yang masuk dalam tes perbandingan kali ini?
Klik pada merk/tipe notebook yang ingin Anda k etahui reviewnya.

N.b: Download juga tabel perbandingan Notebook-notebook yang ada dalam daftar di artikel ini.

Inilah daftarnya!

1. Acer Aspire 4253.


2. Asus EEE PC 1215B


3. Asus K43U





5. Lenovo Thinkpad X120e


6. MSI Wind U270


7. MSI X370 Slim


8. Sony Vaio YB15AG


Dalam Artikel kali ini, saya mau membahas Notebook pada urutan pertama, yaitu Acer Aspire 4253.
Seperti apa performa dari notebook ini? Mari kita simak bersama...

Desain
Tidak seperti pendahulunya yang masih menggunakan desai Gemstone, pada produknya kali ini (Aspire 4253) memiliki desain yang terlihat berbeda. Pada bagian penutup LCD dan palm rest, ditambahkan sedikit motif 'timbul', yang kalau dilihat sepintas mirip dengan Asus EEE Pad Transformer. Mungkin, hal ini juga ikut dipengaruhi dari warna Copper (tembaga) dan motif timbul pada chassis.

Memori dan GPU Yang Rendah
Dibandingkan dengan peserta lainnya, Acer Aspire 4253 hanya menggunakan 1 GB DDR3, ditambah dengan memori GPU yang tergolong rendah, yaitu 256 MB (shared). Kondisi ini berbeda daripada Notebook lainnya dengan memori GPU 384 MB (shared). Sebagai tambahan saja, di BIOS Acer Aspire 4253, tidak ada pengaturan untuk menaikkan kapasitas memori GPU. Nah loh, gimana tuh?

Tentu saja dalam soal performa Acer Aspire 4253 akan terpengaruh akibat memori yang hanya 1 GB saja dan memori GPU yang rendah. Dan itu terbukti pada pengujian SysMark 2007. Acer Aspire 4253 hanya mendapatkan 53 poin saja, yang berarti paling rendah diantara Notebook-notebook yang lainnya. Ditambah lagi, lubang exhaust Notebook ini menghasilkan suara yang berisik ketika tengah diuji. Tetapi, penyertaan bundling Windows 7 Starter Pack Original sebagai paket penjualan membuat keistimewaan tersendiri bagi Notebook ini.

Nantikan Review Notebook-notebook selanjutnya hanya di Al's Blog. Sampai jumpa... ^^

Sandy Bridge 'Kepanasan'.

Seperti yang kita ketahui, banyak produsen Notebook/Notebook PC yang menggunakan seri Intel Core 2 berkode sandi 'Sandy Bridge' sebagai 'otak' dalam produk mereka. Tak terkecuali vendor-vendor ternama, seperti: Toshiba, Samsung, dll. Seri Intel Core 2 ini diklaim mampu bertahan pada suhu ekstrim sekalipun, yaitu 100 derajat Celcius. Meskipun performa yang akan muncul pada Notebook akan menurun daripada performa pada saat CPU tengah berjalan dalam suhu normal.


Ketika suhu Intel Core 2 series ini mulai melonjak, secara otomatis CPU ini akan aman-aman saja, tetapi bagaimana dengan komponen lainnya? Mungkin saja, kalau motherboard Notebook Anda di 'isi' dengan komponen Millitary Class, semua ini hanya permasalahan kecil. Tetapi dengan motherboard seperti Notebook pada umumnya, suhu yang dihasilkan Sandy Bridge (ditambah ventilasi udara yang kurang dan HSF yang kurang memadai juga) akan membuat Socket chipset di MoBo Anda jadi terbakar dan berimbas pada komponen lain seperti GPU, dll. Namun, beberapa produsen Notebook kini telah memiliki solusi alternatif (walaupun solusi ini tidak terlalu menolong) yaitu dengan memasukkan Notebook yang overheating pada Save Mode. Di Save Mode ini, Notebook Anda tetap bisa digunakan, hanya saja kinerjanya hanya setengah dari kecepatan CPU pada suhu normal atau pemakaian normal. Seperti ketika Notebook/PC Anda kemasukan Virus dan Anda ingin menghapusnya. Anda mau tidak mau harus masuk ke Save Mode dimana virus tersebut 'tertidur' sementara (walaupun beberapa jenis virus tetap aktif walaupun Anda masuk ke dalam Save Mode) dan hal itu pun sama seperti CPU ini. Chipsetnya akan di 'matikan' separuh sehingga bisa mengurangi tingkat panas yang terlalu tinggi pada Corenya.

Menurut Keith Kao, Performance Benchmark Analyst dari Intel, "Tampaknya, produsen lebih berorientasi pada sistem pendinginan minimum." Produsen chipset Intel melihat adanya sebuah kesalahan desain yang menyebabkan ini terjadi. Sementara pada produsen seperti Apple, LG, dan Dell melihat adanya sebuah "Implausible Scenario". Penggunaan secara normal memang tidak akan membuat Notebook Anda 'kepanasan' tetapi ketika Anda membeli Notebook seharga lebih dari 15 juta rupiah, akankah Anda menggunakan Notebook tersebut hanya untuk memproses dokumen dan browsing saja? Penggunaan Game atau Video Encoding yang membuat CPU Notebook Anda menjadi berlebihan panasnya. Dan menurut Annavon Krockow dari Dell, "Idealnya, sebuah laptop sudah dirancang sedemikian rupa sehingga tetap memberikan kinerja penuh dalam segala kondisi". Tetapi masalahnya adalah, teknisnya tidak memungkinkan itu terjadi. Jadi, apakah menurut Anda masuk ke dalam Save Mode itu solusi terakhir para pakar untuk membuat 'Sandy Bridge' tetap dingin?

Apa perbedaan QR Code dengan Barcode dan Cara Kerjanya.

Hi guys~ It's been a long time, since I have heard.. *nyanyi-nyanyi gak jelas*
Sekarang kita mau membahas tentang QR Code atau lebih kita kenal dengan nama Barcode. Nah, apa itu sebenarnya QR Code dan apa itu Barcode? Kita mulai dari QR Code dulu yah~

QR adalah singkatan dari Quick Response, sementara Code nya adalah Kode. Jadi, secara harafiah, kalau QR Code diartikan dalam bahasa Indonesia, berarti Kode Respon Cepat. Dari segi bentuk, QR Code berbeda dari Barcode (yang biasanya berbentuk batang-batang lurus yang tidak beraturan lebarnya). QR code berbentuk persegi empat, dengan tiga kotak kecil berwarna hitam di ketiga ujungnya (bukan keempat ujungnya).
Contoh:


Sejarah dan Fitur Kode QR
QR Code atau Kode QR di perkenalkan pertama kali di Jepang pada tahun 1994 dengan kemampuannya yang dapat memuat data lebih besar daripada Barcode yang sering kita jumpai. Denso Wave (Sebuah divisi dari Denso Corporation) adalah perusahaan yang pertama kali mempublikasikan Kode QR ini. Selain bisa memuat data yang lebih banyak, Kode QR bisa memuat huruf-huruf kanji yang sangat jelas memudahkan para warga di Jepang jika ingin mendapatkan informasi akan sesuatu. Selain itu juga, Kode QR bisa memuat data secara horizontal dan vertikal, dengan kecanggihan ini juga membantu Kode QR untuk bisa menyimpan data lebih banyak daripada kode batang biasa (Barcode).
Cara kerjanya pun terbilang cukup canggih, Anda hanya perlu sebuah alat pemindai untuk dapat membaca data matrix yang terdapat pada sebuah Kode QR. Kode QR ini masih termasuk dalam kode dua dimensi.

Sejarah dan Fitur Barcode (Kode Batang)
Kode batang atau Barcode adalah leluhur dari Kode QR. Kode batang adalah kumpulan data optik yang dipindai/dibaca oleh mesin. Mesin membaca data yang tersimpan pada Kode batang dengan membaca lebar garis dan spasi garis paralel yang disebut simbologi linear 1D (1 Dimensi) atau kode batang itu sendiri. Sementara tanda titik, hexagonal, dan bentuk geometri lainnya yang terdapat di dalam Kode Batang disebut kode matrix atau simbologi 2D (2 Dimensi). Penggunaan awal Kode batang adalah untuk memudahkan pengecekan di Swalayan (Kebayang kan kalau beli produk di Swalayan ratusan macam di tulis satu-satu ngantrinya kayak apa?) secara otomatis. Penggunaannya juga telah menyebar ke berbagai kegunaan lain juga, tugas yang secara umum disebut sebagai Auto ID Data Capture (AIDC). Sistem terbaru, seperti RFID, berusaha sejajar di pasaran AIDC, tapi kesederhanaan, universalitas dan harga rendah kode batang telah membatasi peran sistem-sistem baru ini. Seharga US$0.005 untuk membuat Kode Batang bila dibandingkan dengan RFID yang masih seharga sekitar US$0.07 hingga US$0.30 per tag.

Contoh: Cara Kerja Kode QR
Kode QR dapat digunakan pada ponsel yang memiliki aplikasi pembaca Kode QR dan memiliki akses internet GPRS atau WiFi atau 3G untuk menghubungkan ponsel dengan situs yang dituju via Kode QR tersebut. Pelanggan, yang dalam hal ini adalah pengguna ponsel hanya harus mengaktifkan program pembaca Kode QR, mengarahkan kamera ke Kode QR, selanjutnya program pembaca kode QR akan secara otomatis memindai data yang telah tertanam pada kode QR. Jika kode QR berisikan alamat suatu situs, maka pelanggan dapat langsung mengakses situs tersebut tanpa harus lebih dulu mengetikkan alamat dari situs yang dituju. Jika ingin mengakses kode QR dengan ponsel tanpa kamera, maka hal pertama yang harus dilakukan oleh pengguna adalah dengan menjalankan terlebih dahulu aplikasi peramban yang ada pada ponsel, lalu masukkan URL halaman yang bersangkutan, selanjutnya masukkan “ID” atau 7 digit nomor yang tertera di bawah kode dan klik tombol Go, maka pengguna akan memperoleh konten digital yang diinginkan. Hal ini tentu mempermudah pelanggan dalam mendapatkan informasi yang ditawarkan oleh pemilik usaha. Jenis-Jenis aplikasi yang dapat membaca kode QR antara lain misalnya Kaywa Reader, yang dapat di instal pada ponsel Nokia, iMatrix, aplikasi untuk iPhone dan ZXing Decoder Online yang dapat digunakan untuk mendekode kode QR berupa imaji dengan memasukkan URL image maupun dengan menguploadnya.

Contoh: Cara Kerja Kode Batang
Pada awalnya pembaca kode batang yaitu scanner atau pemindai dibangun dengan mengandalkan cahaya yang tetap dan satu photosensor yang secara manual digosokkan pada kode batang.
Kode batang scanner dapat digolongkan menjadi tiga katagori berdasarkan koneksi ke komputer, yaitu :
1. Jenis RS-232 kode batang scanner. Jenis ini membutuhkan program khusus untuk mentransfer data input ke program aplikasi.
2. Jenis lain, adalah barcode yang menghubungkan antara komputer dan PS 2 atau AT keyboard dengan menggunakan kabel adaptor.
3. Jenis paling terakhir ini adalah USB kode batang scanner, yang merupakan lebih modern dan lebih mudah diinstal perangkat daripada RS-232 scanner, karena scanner kode batang ini memiliki keuntungan yaitu tidak membutuhkan kode atau program untuk mentransfer data input ke program aplikasi, ketika anda melacak kode batang datanya dikirim ke komputer seakan-akan telah mengetik pada keyboard.

Kelebihan Kode QR
Kode QR memiliki kapasitas tinggi dalam data pengkodean, yaitu mampu menyimpan semua jenis data, seperti data numerik, data alphabetis, kanji, kana, hiragana, simbol,dan kode biner. Secara spesifik, kode QR mampu menyimpan data jenis numerik sampai dengan 7.089 karakter, data alphanumerik sampai dengan 4.296 karakter, kode binari sampai dengan 2.844 byte, dan huruf kanji sampai dengan 1.817 karakter. Selain itu kode QR memiliki tampilan yang lebih kecil daripada kode batang. Hal ini dikarenakan kode QR mampu menampung data secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis ukuran dari tampilannya gambar kode QR bisa hanya seperspuluh dari ukuran sebuah kode batang. Tidak hanya itu kode QR juga tahan terhadap kerusakan, sebab kode QR mampu memperbaiki kesalahan sampai dengan 30%. Oleh karena itu, walaupun sebagian simbol kode QR kotor ataupun rusak, data tetap dapat disimpan dan dibaca. Tiga tanda berbentuk persegi di tiga sudut memiliki fungsi agar simbol dapat dibaca dengan hasil yang sama dari sudut manapun sepanjang 360 derajat

Kelebihan Kode Batang
Proses Input Data lebih cepat, karena : Kode batang Scanner dapat membaca / merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual.

Proses Input Data lebih tepat, karena : Teknologi Kode batang mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.

Proses Input lebih akurat mencari data, karena : Teknologi Kode batang mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.

Mengurangi Biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data, dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang.

Peningkatan Kinerja Manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.

Kemampuan bersaing dengan perusahaan saingan / kompetitor akan lebih terjaga.

Tips:
Cara Membaca Kode Batang
-Kode batang terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara garis-garis hitam adalah bagian dari kode.
-Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis “1”, yang sedang “2”, yang lebih tebal “3”, dan yang paling tebal “4”.
-Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112.
-Standar kode batang retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number) – 13. EAN-13 standar terdiri dari:
-Kode negara atau kode sistem: 2 digit pertama kode batang menunjukkan negara di mana manufacturer terdaftar.
-Manufacturer Code: Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN.
-Product Code: 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik.
-Check Digit atau Checksum: Digit terakhir dari kode batang, digunakan untuk verifikasi bahwa kode batang telah dipindai dengan benar.

Total Tayangan Halaman